Jumat, 16 April 2010

KOMUNIKASI PADA KLIEN YANG TIDAK SADAR

Seluruh sensasi sensorik akan dihantar ke otak. Sebenarnya sebagian besar aktivitas sistem saraf diawali oleh pengalaman sensori yang berasal dari reseptor sensorik, yaitu reseptor visual, reseptor auditorik, reseptor taktil di permukaan tubuh dan berbagai reseptor lain. Pengalaman sensorik ini dapat menimbulkan reaksi yang segera atau ingatan yang terbentuk ini dapat disimpan selam beberapa menit, minggu atau tahun dan selanjutnya dapat membantu menetukan reaksi tubuh di masa yang akan datang. Secara umum, sensasi sensorik dari reseptor sensorik akan diteruskan melalui jaras sensorik sebagai informasi (impuls) yang dikirim melalui medula spinalis, substansia retikuler pada medula pons dan mesenfalon, serebelum dan talamus serrta area somestetik pada korteks serebri.
Ketidaksadaran mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik klien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.
Keadaan tidak sadar dapat terjadi akibat ganggaun organik pada otak, trauma otak yang berat, syok, pingsan, kondisi tidur dan narkose, ataupun gangguan berat yang terkait dengan penyakit tertentu. Seringkali timbul pertanyaan tentang perlu tidaknya perawat berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan kesadaran ini. Bagaimanapun secara etika penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan mengharuskan penerapan komunikasi pada klien dengan gangguan kesadaran.
Pada saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan kesadaran, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1. Barhati-hati ketika melakukan pembicaraan verbal dekat klien karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami penurunan penerimaan rangsang pada individu yang tidak sadar. Individu yang tidak sadar sering kali dapat mendengar suara dari lingkungannya walaupun ia tidak mampu meresponinya sama sekali.
2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan kita. Usahakan mengucapkan kata dengan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi uacapan yang kita sampaikan di dekat klien.
3. Ucapkan kata-kat sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.
4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien fokus pada komunikasi yang dilakukan.

1 komentar:

KisahQ mengatakan...

assalamu'alaikum mbak,,
mau tanya nie,, daftar pustakanya artikel mbak yang judulnya komunikasi pada pasien tidak sadar tu apa yaa??
mksi sebelumnya,,
tolong di balas secepatnya. penting...

Posting Komentar